Selasa, 19 Agustus 2014

dulu ketika masih di jogja pengen pulang ke kalimantan. eh sekarang ketika udah dikalimantan malah pengen ke jogja. manusia memang tidak pernah bersyukur dapat seribu mau nambar jadi dua ribu. begitu aja seterusnya sampai dapar gunung emaspun masih kurang minta nambah. 

ah, "kalo aku mah gamungkin kaya gitu klo" kalo belum ngerasain sih ngomongnya kaya gitu tapi kalo udah dapat gunung emah pasti ngomongnya "ah aku sih bersyukur dapat gunug emas, tapi coba nambah lagi" edaaaaann. itulah sifat manusiawi yang tidak pernah merasa cukup

andi seorang mahasiswa komunikasi semester 3, dia ingin bekerja hanya ingin mencari pengalaman dan tidak terlalu berharap untuk untung banyak.usaha yang dia lakoni adalah ID card. bulan pertama tidak ada yang pesen. eh pas bulan ke dua ada seseorang yang pesen ID CARD sebanyak 500 pcs. si ahmad seneng banget apalagi kalo liat duit. 1 id card seharga 3000. kalo 500 id card andi mendapatkan uang  1juta luma ratus ribu. andi sangat riang bahagia ia pun terus bersemangat untung mempromosikan id cardnya biar banyak yang pesen terlebih id card andi harganya di bawah standar pasaran namun kualitasnya sama. dari awal usahanya tidak berharap untung banyak. ketika melihat uang andi berusaha untung memperbanyak penghasilan.nah itulah manusia. sekarang pengennya ini, besok udah berubah jadi pengen itu


ketika pertama belajar semangatnya luar biasa sampai waktu yang seharusnya untuk istirahat malah digunakan untuk belajar. sangar kan ya. sebulan setelahnya mulai kendor semangatnya, 2 bulan berkurang  3 bulan tambah berkurang sampai. sampai 1 tahun gak pernah lagi belajar.haha

terkadang semangat hanya diawal kalo udah terakhiran langsung kendor. kalo begitu males-malesan aja dulu ntar terakhirannya baru semangat, ha itu sama aja.

seharusnya yang ada pada diri ita adalah konsisten walaupun itu hanya hal yang sepele. misal menghafal al qur'an hari pertmana l5 halaman, eh besoknya udah gak semangat lagi menghafal. semangatnya 2 tahun lagi menghafal qur'an.

lebih baik kita mellakukan sesuatu yang sepele tapi konsisten dari pada melakukan sesuatu yang besar namun hanya sekali.

gimana caranya melahirkan konsisten sih? imankan bisa bertambah berkurang jadi gak mungkin kita bisa konsisten. kamu shlat berapa kali sehari? 5 kali kan. konsisten ngga ngerjainnya. ya jelas harus konsisten karena itu kewajiban. baik lagi malas ato tidak kita tetap harus melaksakannya.  

pemaksaan itu terkadang dibutuhkan disaat seperti ini biar jadi kebiasaan. manusia tidak mungkin memiliki keahlian kecuali dimulai dari kebiasaan. saya bisa menggunakan coreldraw karena tiap hari disuguhi dengan berbagai hal yang berkaitan dengan coreldraw

kata nabi "seseorang itu tergantung kepada temannya" jika kita berteman dengan minyak wangi minimal kita akan kecipratan wanginya. ketika kita berteman dengan orang alim. setiap harinya dia melakukan kebaikan yang dilakukan secara konsisten maka kita akan terbawa suananya baik yang dia lakukan.

ketika saya kuliah di STIQ ada sesuatu yang membuat saya takjub. mahasiswanya sangat berakhlak terhadap guru.mahasiswa tidak keluar kelas sebelum dosen keluar terlebih dahu,sebelum dosen keluar hampir semua mahasiswa mencium tangan sang dosen  suana ini tidak saya dapatkan di tempat lain. smaka saya mengikuti teman-teman saya secara konsisten dan menjadi kebiasaan. so ketika saya sendirian dan betum dosen secara serontak saya langsung menyalami dan mencium tangan beliau.



Rabu, 19 Maret 2014

hal yang paling sepele

pernah bayangin hati ketusuk jarum? gimana sakitnya? coba dirasain.
hanya karna masalah yang bisa dikatakan "sepele" "gak penting" bisa jadi satu bomerang yang amat ganas, itulah yang saya alamin sekarang ini.

berbincang-bincang dengan orang tua tentang keberangkatan ke jogja, ntar ke jogja gimana? harga tiketnya. langsung ke jogja apa lewat surabaya naik travel ke jogja. harga tiket ke jogjakarta tgl 24 sekita 630.000 ribu dan tiket ke surabaya 300.00 itu belum travernya.

''bu,mending lewat joggja aja bu, selisihnya paling cuma 200.000, kalo lewat surabaya itu lama,belum lagi capeknya.

"kalo dari surabaya naik bisa gimana?"

"lah' ko naik bis, naik bis itu repot,dari bandara ke terminal, ntar nyari lagi bis ke jogja. kalo berangkat sore dari sby, sampe jogjanya tengah malam bu.ntar kalo kenapa2 di jogja gimana?

"yaudah naik travel biar sampe langsung ke tujuan"

terserah ibulah, saya gak mau ikut campur,klo kenapa-napa saya gak mau ikut campur.


"hah,kmu ini gak bisa diajak kompromi,klo kmu mau ke jogja,nanti sendiri aja tak beliin tiketnya"

ibupun pergi ketepat bibi,nanayain harga travel kejogja, dari situlah ibu seleg sama saya



percakapan yang sepele,bisa dikatakan percakapan sampah yang hanya bermodal "bacot" "pinter2 ngomong". tapi dengan percakapan sepe inilah ibu saya marah sampai ekarang ini.

Copyright © 2014 belajar